BNPT Gelar Dialog Bertema Jaga Masjid Sebagai Pusat Syiar Damai
Kota Bima, Zona Rakyat.-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bima menyelenggarakan dialog yang melibatkan takmir masjid dalam pencegahan terorisme.
Kegiatan tersebut mengusung dengan tema “Jaga Masjid sebagai Pusat Syiar Damai” berlangsung di aula Hotel Mutmainah Kota Bima, Kamis (15/11/2018).
Kegiatan yang dihadiri Ketua FPKT NTB, Kepala Kesbangpoldagri NTB, Kapolres Bima Kota, Kapolres Bima, Kepala Kemenag Kota Bima, Ketua FKUB Kota Bima, Kesbangpol dan diikuti sekitar 150 orang peserta dari unsur takmir masjid, khatib, imam masjid, penyuluh agama, Babinsa, dan Babinkamtibmas.
Sekretaris FKPT NTB, DR Muhaimin, SH, MHum dalam sambutannya mengatakan, radikalisme dan terorisme menjadi musuh bersama bahkan terorisme menjadi satu kejahatan terorganisir. Di NTB, khususnya Kota Bima menjadi perhatian guna melakukan pencegahan dini berkembangnya paham dan gerakan radikalisme.
Menurutnya, tujuan dialog ini adalah untuk mempererat tali silaturrahmi antara pemerintah dan takmir masjid yang ada di kota dan Kabupaten Bima.
Selain itu memberikan ruang bertukar pikiran
antara pemangku kepentingan dalam mempersempit gerak kelompok radikalisme dan terorisme yang hendak menyalahgunakan masjid sebagai markas gerakan. Memahami dinamika yang berkembang dalam pencegahan terorisme pada takmir masjid di Kota Bima, memotivasi kita agar berupaya mensterilkan masjid dari pengaruh ideologi radikalsime dan terorisme, karena agama Islam mengajarkan Islam rahmatan lilaalamin.
Kata dia, output dialog ini meningkatkan pemahaman takmir masjid tentang radikalisme dan terorisme yang berkembang dan bagaimana pencegahannya.
“Mari kita jadikan masjid sebagai episentrum damai,” harapnya.
Pada kesempatan itu Asisten III Setda Kota Bima, Drs. M Saleh yang mewakili Walikota Bima dalam sambutanya mengatakan, kekerasan atau gerakan radikalisme dan terorisme merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia, tidak terkecuali di Kota Bima.
“Bahkan kejadian penembakan anggota Polres Kota Bima masih jelas kita ingat,”imbuhnya.
Perlu diingat, Kota Bima sudah lekat dengan stigma rawan perkelahian antar kampung, demikian pula aksi demonstrasi yang tidak jarang berujung pada tindakan anarkis. Budaya kekerasan seperti itu rupanya masih sering dikedepankan oleh kelompok-kelompok tertentu. Kondisi ini sangat meresahkan karena mempengaruhi ketentraman masyarakat dan pembangunan Kota Bima.
“Masyarakat tidak bisa hidup tenang jika dibayangi situasi keamanan belum terjamin, begitupun pemerintah tidak bisa melaksanakan pembangunan bila keamanan tidak mendukung,” terangnya.
Para peserta dialog yang digelar di Kota Bima dengan melibatkan Takmir Mesjid |
Sementara itu, Kepala Kesbangpoldagri NTB yang juga menjabat Ketua FKPT NTB, Drs. H. Lalu Syafi’i, MM mengatakan, mulai tahun 2018 pihaknya memfokuskan kegiatan pendampingan, pembinaan dan pencerahan pada pihak tertentu dengan memberikan program
aksi nyata di lapangan, khusunya pada provinsi NTB dan Sulawesi Tengah.
"Kebetulan kedua provinsi ini dilanda bencana gempa bumi,” katanya.
Menurut dia, khusus di NTB yang difokuskan untuk didampingi adalah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu.
“Kita minta dukungan BNPT agar dapat terus dampingi daerah ini,” harapnya.
Kata dia, kenapa harus di NTB dan Sulawesi Tengah? Karena dua provinsi ini banyak aksi dan gerakan yang melibatkan saudara di Bima dan hal ini tidak bisa dipungkiri.
“Orang Bima, Dompu dan Kota Bima tipe pekerja keras, cuma mereka salah tempat untuk bertanya dan berguru. Mari kita bantu pondok pesantren dan msjid yang masih banyak butuh uluran tangan kita,” harapnya. (ZR.02)