• Breaking News

    Anggota Wantimpres Kunker di Bima

    Pertemuan Tim Wantimpres dengan Sekda Kabupaten Bima, Jumat (8/9).
    Bima, (Zona Rakyat).-Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) melakukan kunjungan di wilayah Kabupaten Bima, Jumat (8/9). Kunjungan tersebut dalam rangka pengembangan peternakan sapi untuk mewujudkan Swasembada Daging yang ada di wilayah Indonesia, khusunya di wilayah Kabupaten Bima NTB. 
    Tim dipimpin Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden RI, Jan Darmadi beserta tim kajian model pengembangan peternakan sapi dan diterima langsung Sekda Kabupaten Bima Drs HM Taufik HAK MSi. 
    Pada kesempatan tersebut, Sekda menyampaikan, Kabupaten Bima sebagai salah satu daerah di Provinsi NTB yang memiliki potensi pengembangan peternakan yang sangat potensial. Karena memiliki lahan yang masih sangat luas yakni sebesar 438.940 Ha terdiri dari lahan sawah sebesar 42.963 Ha dan lahan bukan sawah sebesar 381.945 Ha. Sementara lahan bukan pertanian sebesar 14.032 Ha dimana sebesar 12.082 Ha dimanfaatkan sebagai padang rumput atau tempat penggembalaan. 
    Dijelaskan Taufik, luas lahan padang rumput memiliki daya tampung ternak sebesar 244.896,07 UT. 
    “Sampai saat ini baru mencapai 182.687 UT (74.60%) yang dimanfaatkan. Masih mampu menampung ternak sebanyak 62.209,07 UT (25,40%),” jelasnya.
    Pada tahun 2015 lalu, telah ditetapkan lahan pelepasan ternak masyarakat melalui Surat Keputusan Bupati Bima seluas 137 Ha di Desa Oi Tui Kecamatan Wera dan 100 Ha di Desa Piong Kecamatan Sanggar. Dimana populasi ternak yang cukup tinggi yaitu sapi sebanyak 177.701 ekor, kerbau 14.093 ekor, kuda 5.635 ekor, kambing 211.617 ekor, domba 11.264 ekor dan unggas 1.573.297 ekor yang tersebar di 18 kecamatan. 
    Sementara jumlah Rumah Tangga Peternak sebanyak 16.946 KK berdasarkan hasil PSPK 2011, dan kelompok ternak sebanyak lebih dari 457 kelompok berdasarkan SK Bupati Bima. Sedangkan jumlah kelompok yang telah menerima bantuan ternak hingga tahun 2016 sebanyak 258 kelompok.
    Lebih lanjut dijelaskan Sekda, terkait ekspor sapi, Kabupaten Bima menjadi salah satu daerah pengekspor ternak potong ke pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pada tahun 2017 jatah pengeluaran ternak potong Kabupaten Bima sebesar 13.250 ekor yang terdiri dari sapi 12.000 ekor, kerbau 1.250 ekor. Pengeluaran ternak potong sampai Agustus sebanyak 9.069 ekor sapi dan 1.244 ekor kerbau. Jumlah pemotongan ternak sapi sebanyak 4.008 ekor, sehingga dari angka pemotongan tersebut maka produksi daging sapi mencapai 588 ton/tahun dengan tingkat konsumsi daging sebesar 1 kg/kapita/tahun. 
    “Minat masyarakat dalam kegiatan IB semakin meningkat, sehingga pada tahun 2016 jumlah kelahiran mencapai 798 ekor dari target 1000 ekor,” terangnya.
    Sementara menurut Taufik, permasalahan yang masih dihadapi pemerintah daerah dalam pembangunan peternakan sapi di Kabupaten Bima diantaranya pemeliharaan ternak umumnya dilakukan dengan cara ekstensif dilepas dan dibiarkan mencari makan pada lahan-lahan pegunungan dan bukit. Sebagian besar lahan sumber pakan terutama padang penggembalaan merupakan lahan kering sehingga ternak kekurangan air terutama pada musim kemarau. Kualitas sapi masih kurang baik karena para peternak belum mampu memilih induk yang baik dan membiarkan ternaknya kawin secara inbreeding (sedarah). 
    Hal lainnya masih banyak pemotongan sapi betina produktif sebagai akibat dari tuntutan kebutuhan peternak yang harus dipenuhi dan keuntungan harga jual yang lebih besar jika dibandingkan dengan memotong sapi jantan. 
    “Para peternak ini umumnya masih memelihara secara individual, tradisional dan belum terapkan prinsip bisnis dimana peternak masih terbatas dalam akses permodalan, teknologi dan pasar,” beber H Taufik.
    Dari pemaparan tersebut, maka harus dilakukan upaya strategi pengembangan peternakan sapi di Kabupaten Bima. Pengembangan infrastruktur jalan, irigasi, bangunan dan penetapan status lahan terus diupayakan. Peningkatan sarana dan prasarana peternakan seperti puskeswan, Pos IB, RPH dan pasar hewan. Pengembangan pasar dan perdagangan melalui perda/perbub tentang kebijakan pengeluaran, pemasukan dan pemotongan ternak serta menyediakan dana talangan bagi penyelamatan pemotongan betina produktif. 
    Pengembangan sumber daya manusia melalui sosialisasi, pembinaan dan pelatihan teknologi peternakan juga tidak kalah pentingnya. Termasuk pembiayaan dan membuka peluang investasi di bidang peternakan sapi melalui penyediaan anggaran yang memadai dan melakukan promosi serta menciptakan keamanan daerah yang kondusif.
    “Pemerintah tentunya membuat berbagai program dan kegiatan dalam menunjang pembangunan peternakan di Kabupaten Bima,” ujarnya.
    Sementara Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Jan Darmadi mengaku, kunjungan kerja tersebut dalam rangka mengetahui keberadaan populasi pengembangan hewan ternak. Khususnya ternak sapi yang ada di wilayah Kabupaten Bima NTB. Mengingat Kabupaten Bima merupakan salah satu wilayah sektor pengembangan hewan ternak sapi yang sangat berkualitas.
    “Pengembangan hewan ternak ini akan mendukung program presiden RI dan Wakil Presiden RI dengan nawacita pengembangan swasembada di bidang peternakan,” pungkasnya. (ZR.03)