Ikhtiar Membentuk Generasi Hebat Melalui Kekuatan Guru Ngaji
Oleh : Munir Husen (Dosen Universitas Muhammadiyah Bima) |
Taman Pendidkan Al Qur’an salah satu kegiatan pendidikan non formal jenis keagamaan Islam yang memiliki tujuan agar peserta didik dapat menghafal huruf-huruf hijaiyyah dari sejak dini...(Halim). Karena mengenalkan huruf hijaiyyah sejak dini merupakan hal paling mendasar.
TPQ diasuh oleh guru ngaji, memiliki keahlian dan keterampilan khusus membaca Al Qur’an, mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah. Ikhtiar pembentukan karakter generasi hebat oleh guru ngaji menjadi keteladanan bagi siswanya.
Guru ngaji tidak saja mengajarkan mengeja, membaca dan menulis huruf Al Qur’an pada siswanya, melainkan mengajarkan banyak hal karena guru ngaji adalah profesi luhur dalam melestarikan Al Qur’an. Sosok pahlawan karena jasanya mampu mentransfer ilmu agama pada siswanya.
Guru ngaji memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, tidak hanya bertanggungjawab atas pengajaran materi Al Qur’an, melainkan juga sebagai mentor pememberi motivasi, sang inspirasi, dan mampu menyelipkan pesan moral pada siswa.
Guru ngaji melakukan tugas mengajar dan membimbing baca tulis Al Quran sudah menjadi panggilan jiwa rasa sayang dan tulus pada anak didik, tanpa honorpun mereka tetap semangat mengajar dengan iklas memberi privat dan pengajaran kepada siswa.
Ada tiga tugas guru ngaji, pertama sebagai pengajar dengan program yang telah disusun sebelumnya, kedua, sebagai pendidik yaitu mengarahkan anak didik menuju kedewasaan berkepribadian insan kamil dan ketiga, guru ngaji sebagai pemimpin (https://sulsel.kemenag.go.id).
Peran sentral guru ngaji ini semakin lama semakin diperlukan seiring era dan perkembangan zaman. Dalam suatu penelitian pada 1980 yang dilakukan Departemen Agama RI (sekarang Kemenag) bahwa turun dan naiknya kualitas spiritual dan mengaji Alquran di negeri ini ada di tangan guru ngaji.
Untuk mewujudkan generasi hebat tidak cukup bagi guru ngaji dengan hanya mengandalkan tranfer knowledge dengan cara tradisonal, saatnya guru ngaji merubah metode pengajaran siswanya dengan cara yang lebih maju dan elegan.
Guru ngaji dihormati sebagai agen perubahan berorintasi pada kualitas pendidikan di TPQ, mampu merubah paradigma anak didik tidak hanya cerdas intelektual, tapi juga diperlukan kecerdasan rohani serta karakter yang dibangun sejak dini.
Upaya pembentukan karakter generasi hebat dengan konsep Al Qur’an terimplementasi dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada TME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Mayarakat menjadikan guru ngaji sebagai sosok yang mampu memberi alternatif dan jalan keluar terhadap siswa yang buta baca tulis tulis Al Qur’an, guru ngaji berperan mendukung misi pemerintah daerah yang religius dan mandiri.
Guru ngaji dibekali dengan program bimbingan teknis berkenaan dengan standarisasi serta peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan Al Qur’an. Memperkaya wawasan, bertukar informasi serta berusaha meningkatkan kompetensi guru ngaji yang handal.
Pemberian insentif guru ngaji tidak sekedar bentuk penghargaan terhadap para pendidik, tetapi juga sebagai upaya progresif untuk membentuk karakter generasi hebat yang memiliki nilai keagamaan yang kuat dalam kehidupan masyarakat.
Sudah saatnya konsep kesejahteraan guru ngaji disejajarkan dengan tenaga pendidik yang lain melalui APBD sehingga ada keadilan yang sama, maka sangat disayangkan jika profesi guru ngaji jauh dari perhatian banyak pihak.
Demikan secerah harapan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD, agar eksistensi Kota Bima dapat dipertahankan dengan nilai-nilai luhur adat Bima yang berfilosofis Islami.
Allahu Musta’an
Tidak ada komentar
Posting Komentar